Serial kolosal ini telah disadur ulang dalam beberapa versi cerita TV, tak sedikit pula blog yang memuat tentang sinopsis ceritanya. Ini membuktikan seri ketiga dari trilogi rajawali ini merupakan karangan Jin Yong yang paling banyak diminati. Saya sendiri bukannya latah ikut memposting, namun begitu banyak pesan moral yang saya pelajari disini, terkhusus dari sini lah hobi saya akan sastra mulai tumbuh ( seri Yoko hanya sekedar menonton, tapi seri ini saya tulis di buku resumenya waktu kelas 6 SD, sayang hilang entah kemana.. T_T ).

PERLU DIGARIS BAWAHI, meski kemudian disadur ulang beberapa kali namun versi 1986 ini lah yang terbaik dalam segala hal. Penokohan, dialog, aksi, dan busana yang elegan di setiap episode nya. yang paling utama versi 1986 ini masuk kategori ‘ramah keluarga’ karena tiada adegan romantisme vulgar yang ditampilkan disini, malah terbilang santun.. seolah mengajari bagaimana seorang laki-laki memperlakukan wanita dengan seharusnya.

19756778_1473121399417000_3929480922658383658_n

sebagaimana judul yang saya tulis, seri ini tak hanya mengajari saya tentang sastra tapi juga hal lain diantaranya psikologi karakter yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. simplenya saya sebut saja contoh karakter-karakter wanita:

Anggun, cantik (Tio Beng, Nona Yo/Gaun Kuning)

cerdas, lihai,licik (In So So, Tio Beng)

setian, pengertian  (Tio Beng, Siao Ciao)

pura-pura, penipu (Jhianzeng)

Ingatan, penantian ( Cie Jak, In Lee)

cemburu buta, sadis (Cie Jak)

lembut, tulus ( Yo Put Hui)

Arogan,kejam ( Biat Coat)

ZMWJ 3

Memutuskan hubungan keluarga demi tinggal bersama   Bu kie

pengorbanan, totalitas (In so so & Tio Beng).

dll.

 

 

 

 

 

Oke, mari kita tambah dengan menyebutkan beberapa tokoh utamanya  :

— Thio Bu Kie

mulanya kita mengira orangnya plin-plan karena sulit menjatuhkan pilihan. Namun ini justru sesuai dengan pembawaannya yang yatim-piatu sejak lahir,dimana mereka lebih ingin memuaskan dahaga kasih-sayangnya dibandingkan membahas cinta.  Sayang sikap tak tega dan lembut dari Bu kie inilah yang sering disalahpahami oleh wanita-wanita yang mengelilinginya.

secara benang merah, karakter Bu kie adalah muka sastrawan/kutu buku, wataknya halus dan welas asih, bukan tipe gagah nan ganteng macam Yo Siaw, cenderung cakep culun gk suka ribut, muka lugu yang terkesan tanpa ekspresi dan tidak berpretensi, peragu tapi pemikir–tanpa kehilangan aura seorang pendekar. Semua ini dilatarbelakangi perjalanan hidupnya; Tumbuh sebagai anak yang kurang gaul karena tinggal di pulau, begitu berinteraksi dengan orang-orang langsung kehilangan orang tuanya, terlunta-lunta sendirian, tiba-tiba dibebani amanat besar sebagai ketua partai. Wajar kalau ia terlihat ‘datar’ soal cinta, walau mudah iba pada wanita cantik. Selalu melihat kebaikannya saja tanpa terlalu memikirkan kelicikan mereka.

The four girls

4 Gadis Bu Kie

Bu kie juga digambarkan memiliki bakat alamiah yang kadang dimiliki seorang yatim, diantaranya Fotografik Memori; kemampuan mengingat sesuatu secara detail meski hanya melihatnya sekilas atau telah lama sekali berselang. Seperti yang ia peragakan saat mempelajari Tai Chi dari Thio sam hong, dan meniru jurus cakar shaolin sewaktu pertarungan di bukit terang.

—  Tio Beng (Minmin Temur)
Wanita satu ini dilukiskan sebagai sangat mempesona sekaligus kejam menakutkan. Ia diberi tugas ayahnya menumpas pemberontak dan membawahi banyak pesilat-pesilat tangguh karena kepiawaiannya berstrategi dan berdiplomasi. Dalam novel, disebutkan “dibalik kecantikannya, terdapat hawa keangkeran dan kegagahan yang membuat orang hormat kepadanya”. Sifatnya dominan dan autoritatif namun juga penuh pengorbanan terhadap orang yang dicintainya yaitu Thio Bu Kie.

Tujuan sebenar Tio Beng  mendekati Bu Kie adalah berharap ia mau mengabdi kepada pemerintah mongol dan sekaligus menjadi suaminya, sehingga bisa menghindari perjodohannya dengan seorang pangeran. Namun akhirnya ia memilih untuk mengikuti Bu kie meski menolak untuk berperang dengan ayahnya.

Sebagai pemeran Tio Beng, Kitty Lai Me han adalah talenta paling tinggi di film ini. Di usianya yang ke-20, ia mampu menyaingi rekan”nya yang lebih tua. Meski wajahnya cantik semanis gula, tapi lihai pula menyamar sebagai pria tampan. Apalagi waktu datang ke Butong pertama kali, aduh laganya ‘BANGSAWAN abis !!.. hahaa..

ZM 4

Sang Bangsawan

— Ciu Ci Jiak.

Orantuanya dibunuh perampok, lalu ia diselamatkan Thio Sam Hong. Karena Butong tidak menerima murid wanita, ia pun diserahkan pada Gobi/ Biat Coat untuk diasuh. Ia sempat merawat Bu Ki yang saat itu telah terkena racun tapak dingin.Ciu Ci Jiak segera jatuh cinta pada Thio Bu Kie, tetapi kemudian berbalik melawan Boe Ki setelah dia diminta bersumpah di hadapan gurunya, Biat Coat Suthay, yang membenci dan tidak mempercayai siapa pun dari aliran Bengkaw yang dianggap sesat.

—Siao Ciao

Sia Ciao adalah anak dari nenek bunga emas/ naga ungu. Ia disuruh ibunya untuk mencuri kitab pusaka aliran Bengkaw/ Ming dengan menyamar menjadi seorang pelayan. ketika gerak-geriknya terbaca, Yo Siaw merantai kakinya dengan borgol keras yang konon terbuat dari ekstrak meteorit. Hanya ditengok ibunya 1-2 kali setahun, bahkan pernah tak diakui anak membuat ia begitu luluh melihat kebaikan dan sikap lembut Bu Ki padanya. Ia malah membantu Bu Kie membacakan kitab pusaka (ilmu pergeseran langit dan bumi) ketika ditemukan di makam leluhur- padahal tugas penyamarannya sendiri adalah membawa kitab tersebut ke Persia. Ia pun enggan meneruti perintah untuk meracuni Bu Kie saat di pulau ular.

Siao Ciao kembali ke Persia setelah terungkap kenyataan bahwa dia telah ditakdirkan untuk menjadi ketua aliran Bengkauw Pusat. Meski mulanya enggan, ia akhirnya menyanggupi demi menyelamatkan ibunya dari hukuman mati, pula agar kapal Bu Kie tak jadi ditembak meriam. Yang menarik, di moment perpisahan Sia Ciao masih saja memposisikan dirinya sebagai pelayan saat memakaikan selendang pada lengan Bu Kie..persis dengan gaya biasanya ( padahal ia lebih tinggi kedudukannya karena Bengkaw disini adalah anak cabang persia).   Sad Ending banget… T_T

Bila diibaratkan, ke-empat gadis tersebut akan tampak 4 karakter kecantikan sebagai berikut;

1. Ciu Ci Jiak, kecantikannya laksana bunga Krisan; anggun dan lembut, memikat setiap orang.

2. Shiauw Ciauw ,Cantiknya seperti bunga Calla Lily; sederhana dan setia .

3. Tio Beng, cantiknya seperti mawar yang berduri (apalagi dia selalu pakai hiasan mawar di pakaiannya); berduri karena selalu bisa melindungi dirinya dan menentukan keputusannya, pribadi yang manja tapi tegas.

4. In Lee, cantiknya seperti bunga kaktus; kuat dalam kekeringan dan kesepian. Selalu tabah, menghadapi persoalan orang tuanya yang pelik. Melihat bunga yang mekar diantara duri itu sangat mengharukan. Punya pesona yang berbeda dibanding bunga-bunga lainnya.

Dari keempat wanita yang sama-sama mencintai Thio Bu Kie ini, hanya Siauw Ciauw-lah satu-satunya yang tidak pernah menyakiti hati Thio Bu Ki atau membuatnya marah/kesal.

Saat Yo Put Hui bertanya pada Thio Bu Kie; “mana yang lebih penting bagimu, Tio Beng atau Ciu Ci Jiak?”, Thio Bu Kie menjawab pelan; “pada Ci Jiak aku merasa hormat dan takut, tapi pada Thio Beng aku merasa benci dan cinta”.
Berbahagialahbagi mereka yang dibenci juga dicinta, karena perpaduan keduanya akan membuat seseorang selalu diinginkan kehadirannya.

Baca lebih lanjut