Category: Humaniora


Khutbah Jumat di Hagley Park Khutbah Pertama

*** Oleh Imam Gamal Fouda. ***

Innal hamda lillaah. Nahmaduhuu wa nasta’iinuhuu wa nastahdihii wa nastaghfiruh. Wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa, wa min sayyi-aati a’maalinaa. Innahuu man yahdihillaahu fa laa mudhillalah, wa man yudh-lil fa laa haadiyalah. Wa asy-hadu an laa-ilaaha illallaah, wahdahuu laa syariikalah. Wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluh. Yaa ayyuhalladziina aamanuttaqullaaha haqqa tuqaatih. Wa laa tamuutunna illaa wa antum muslimuun. Uushiikum wa nafsii bitaqwallaahi subhaanahuu wa ta’aalaa. Wa as-alullaaha ‘azzaa wajall, an yataqabblasy-syuhadaa’, ma’ash-shiddiiqiina wasy-syuhadaa-i wash-shaalihiin. Innahuu samii’un qariibun mujiibuddu’aa’. Ammaa ba’du. Ayyuhal ikhwatul muslimuun.

*** Saudara dan saudari dalam Islam, saudara dan saudari dalam kemanusiaan, saudara dan saudari di Selandia Baru. Jumat yang lalu, saya berdiri di masjid ini, dan melihat kebencian, dan kemarahan, di mata teroris itu. Yang membunuh dan menyiksa 50 orang tak berdosa. Yang terluka, empat puluh dua. Dan menyakiti hati jutaan manusia di seluruh dunia. Hari ini, dari tempat yang sama, saya memandang keluar. dan saya melihat cinta, dan kasih sayang, di mata ribuan orang Selandia Baru, dan manusia dari seluruh dunia, yang memenuhi hati jutaan manusia yang lain, yang tidak sedang bersama kita secara fisik, tapi jiwa mereka bersama kita.

Teroris ini berusaha untuk merobek-robek bangsa kita, dengan ideologi jahat, yang telah membuat dunia terpecah. Tapi kita justru telah menunjukkan bahwa Selandia Baru tidak bisa dipecah-belah, dan bahwa dunia, dapat melihat di dalam kita, sebuah contoh, tentang cinta dan persatuan. Hati kami tersayat, tapi kami tidak hancur. Kami masih hidup. Kami tetap bersama, kami tidak goyah, untuk tidak membiarkan siapapun memecah-belah kami. (aplaus) Kami bertekad, untuk saling mengasihi, dan untuk mendukung satu sama lain. Ideologi supremasi kulit putih yang jahat ini, tidak menyerang kami lebih dulu, tapi kami terkena paling keras. Jumlah orang yang terbunuh, tidak biasa, tapi solidaritas di Selandia Baru adalah luar biasa. Kepada keluarga para korban, orang yang Anda kasihi tidak mati sia-sia. Darah-darah mereka telah menyirami benih-benih harapan. Melalui mereka, dunia akan melihat keindahan Islam, dan keindahan persatuan kita. Dan Allah subhanahu wa ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an yang suci, wa laa tahsabannalladziina qutiluu fii sabiilillaahi amwaat (diulang dua kali), bal ahyaa’ (diulang dua kali), wa laa kin laa tasy’uruun. Jangan katakan tentang mereka yang telah terbunuh di jalan Allah itu, bahwa mereka mati. Mereka hidup, bersukacita dengan Rabb mereka. Mereka adalah yang terbaik diantara kita, direnggut dari kita pada hari terbaik, di tempat terbaik, dan melakukan amal terbaik. Dan mereka bukan saja syuhada Islam, tapi mereka adalah syuhada bangsa ini, Selandia Baru. (aplaus) Kehilangan kami dari Anda (para syuhada), adalah kemaslahatan untuk persatuan dan kekuatan Selandia Baru. Kepergian Anda (para syuhada) adalah kebangkitan, bukan hanya untuk bangsa kita, tapi untuk seluruh umat manusia. Kesyahidan Anda membuka lembaran kehidupan baru bagi Selandia Baru, dan peluang kemakmuran bagi banyak orang. Berkumpulnya kita di sini, dengan semua corak keragaman kita, adalah sebuah kesaksian atas kebersamaan kemanusiaan kita. Kita di sini, ratusan bahkan ribuan, bersatu untuk satu tujuan. Bahwa kebencian akan kita lepaskan, dan kita akan menebusnya dengan cinta. (aplaus) Kami diajari oleh Nabi kami Muhammad shallallahu ‘alayhi wasallam, bahwa kamu tidak akan sungguh-sungguh pernah menunjukkan rasa syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala, jika kamu tidak mampu untuk berterimakasih kepada sesamamu.

Kepada rakyat Selandia Baru, terima kasih. Terima kasih atas air mata Anda

. Terima kasih atas Haka (tradisi di Selandia Baru untuk menunjukkan solidaritas, kekuatan, dan persatuan) Anda.

Terima kasih atas bunga-bunga yang Anda kirimkan.

Terima kasih atas cinta dan kasih sayang Anda. Kepada Perdana Menteri kita, terima kasih. (aplaus)

Terima kasih atas kepemimpinan Anda. Ia (kepemimpinan Anda) telah menjadi pelajaran bagi para pemimpin dunia.

Terima kasih telah membuat keluarga-keluarga kami menjadi dekat, dan menghormati kami dengan sebuah syal yang sederhana. (aplaus)

Terima kasih atas kata-kata dan air mata Anda yang penuh kasih. (Ibu Jacinda Ardern tampak mengangguk pelan)

Terima kasih, telah menyatu dengan kami. (Ibu Jacinda Ardern tampak meletakkan telapak tangan di dadanya)

Terima kasih kepada pemerintah Selandia Baru dan rakyatnya yang luar biasa, yang telah menunjukkan kepada kami, bahwa kami penting dan tidak dilupakan.

Terima kasih kepada kepolisian kita, (aplaus) dan layanan garis depan. (aplaus) Anda menempatkan hidup kami, di atas hidup milik Anda sendiri, setiap hari. Terima kasih kepada para tetangga, yang membuka pintu-pintu rumah, untuk menyelamatkan kami dari sang pembunuh. (aplaus)

Terima kasih kepada mereka, yang menepikan mobil mereka untuk membantu kami. (aplaus)

Terima kasih kepada mereka, yang membawakan kami makanan dan menyangga kami, ketika kami merasa sulit untuk berdiri. (aplaus)

Terima kasih. Terima kasih, Selandia Baru, yang telah mengajari dunia tentang arti cinta dan kepedulian. (aplaus)

Kepada Saudara dan Saudariku. Mereka yang ada di sini, hari ini, untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat setiap minggu, terima kasih telah atas kehadiran Anda kembali untuk shalat berjamaah. Adalah mudah untuk merasa hilang, setelah trauma, yang Anda dan saya alami. Tetapi janji Allah yang telah dibuat-Nya kepada kita, adalah benar.

Wa basy-syirish-shaabiriin (diulang dua kali). Alladziina idzaa ashaabat-hum mushiibatun qaaluu, qaaluu innaa lillaahi wa innaa ilayhi raaji’uun. Berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Mereka, yang saat ditimpa musibah, mereka berkata, kepada Allah, kita semua milik-Nya, dan kepada-Nya, kita akan kembali. Mereka adalah orang-orang yang akan Allah turunkan rahmat-Nya kepada mereka.

Terima kasih atas kekuatan dan pengampunan Anda.

Terima kasih atas amarah Anda yang Anda kendalikan, dan atas kemurahan hati Anda yang terus mengalir.

Terima kasih atas ketabahan Anda, dan kemampuan Anda untuk berdiri tegar, ketika banyak orang yang lain akan terjatuh. Terima kasih. Ud’ullaaha yastajiblakum.

by:  jimihisam  

Source

Kalau kamu naksir/suka dengan seseorang dan pada akhirnya kamu tidak bisa memilikinya, JANGAN SEDIH! Kamu tidak sendirian.

Nabi Muhammad dulu pernah mengalami hal yang sama. Serius?

Iya!

Ini adalah kisahnya….


Kalau kamu membaca buku-buku hadits; Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan Riyadhush Shalihin, beberapa kali terlintas nama Ummu Hani’ sebagai periwayat hadits Nabi ﷺ.

Tentu hal ini memancing keingintahuan sebagian orang tentang sosoknya.

Ditambah ia memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan Nabi ﷺ.

Ia adalah sepupu Nabi dan kakak perempuan dari dua orang laki-laki istimewa; Ali bin Abi Thalib dan Ja’far bin Abi Thalib.

Sebelum menjadi seorang Rasul, Nabi Muhammad SAW pernah jatuh cinta kepada Ummu Hani’.

Ummu Hani’ merupakan teman masa kecil Nabi Muhammad SAW sekaligus cinta pertamanya.

Namun, ketika Rasulullah SAW memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa cintanya dan melamar Ummu Hani’.

Cinta dari Rasulullah SAW ditolak oleh Abu Thalib yang merupakan ayah dari Ummu Hani’. Hal itu karena Ummu Hani’ sudah dilamar oleh orang lain.

Sakit nggak sih kalau begini?

Bayangkan…. Orang yang kamu cintai ternyata sudah dilamar lelaki lain. 😂

Langsung dengar lagu galau dan bikin status galau:

“Asal kamu bahagia, aku rela. Biar sakit ini aku yang tanggung…”

“Oh…. Begini ternyata rasanya cinta yang tak kesampaian.”

Abu Thalib yang juga paman Rasulullah SAW, menjelaskan kepada keponakannya tersebut bahwa Fakhitah atau Ummu Hani’ telah dilamar oleh seorang laki-laki yang baik budinya, bernama Hubayroh.

Hubayroh merupakan putra saudara ibu Abu Thalib dari Bani Makhzum.

Namun….

Pada waktu itu, Nabi SAW masih berusaha membujuk pamannya, agar menikahkan putrinya pada beliau.

Kalau kata netizen sih:
“Selama belum ijab kabul dan duduk di pelaminan, pepet (USAHA) terus.”

Namanya juga USAHA !

Kalau kata unicorn hijau, mulai aja dulu. #eh

Sayangnya…. Abu Thalib menolak dengan halus keinginan Rasulullah SAW tersebut, “Bahwa mereka telah menyerahkan putri mereka untuk kita nikah”.

Maksud perkataan Abu Thalib tersebut adalah bahwa Ibunda Rasulullah SAW juga berasal dari suku yang sama dengan Hubayroh.

Abu Thalib kemudian menjelaskan kembali kepada Rasulullah SAW: “Maka, seseorang yang baik haruslah membalas kebaikan yang sama dengan apa yang telah mereka berikan kepada kita”.

Jadi begini….

Abu Thalib menerima pinangan Hubayra bin Abi Wahb karena bani Makhzum, klan Hubayra, pernah menikahkan putri mereka dengan salah seorang dari kabilah Abu Thalib.

Sehingga untuk menjaga hubungan baik, kabilah Abu Thalib membalas perlakuan itu. Nilai inilah yang berlaku dalam tradisi Arab kala itu.

Jadi…. Tertutup rapat sudah kesempatan Nabi Muhammad untuk menikahi wanita yang telah mengusik hatinya selama ini.

Saat menjelang hari-hari bahagiamu
Aku memilih ‘tuk diam dalam sepiku
Saat mereka tertawa di atas pedihku
Tentang cintaku yang telah pergi tinggalkanku

– Glenn Fredly

Kenapa ada derita
Bila bahagia tercipta
Kenapa ada sang hitam
Bila putih menyenangkan

Aku pulang….
Tanpa dendam….
Ku terima… kekalahanku…

– Sheila On 7

Eh lupa… Ini bukan thread tentang kumpulan lagu cinta yang tak kesampaian.

Mari kita lanjutkan kisah cinta pertama Rasullulah SAW dan semoga ada hikmahnya bagi banyak netizen.

Pada akhirnya cinta dan asmara Rasulullah SAW bertepuk sebelah tangan, karena Fakhitah akhirnya menikah dengan Hubayroh.

Setelah menikah dengan Hubayroh, Ummu Hani dikaruniai 4 anak dan tinggal di Mekkah.

Anak tertuanya bernama Hani’, karena itulah Fakhitah dikenal dengan Ummu Hani’ (ibunya Hani’). Namun sayang, sang suami enggan memeluk Islam. Saat Fatthu Makkah (pembebasan Mekkah), ia lari keluar dari Mekkah.

Ummu Hani’ sama seperti gelar: bapaknya Jamal atau Ibunya Charles.

Bukan berarti lelaki itu namanya Jamal, tapi anak sulungnya bernama Jamal dan si ibu anak pertamanya Charles.

Jadi penasaran, anak-anak Arab zaman itu manggil nama temannya dengan nama bapaknya nggak? 🤔

Fakhitah ini wanita Quraish dan Rasulullah pun pernah memuji wanita Quraish dengan bersabda “Sebaik-baik wanita penunggang unta adalah wanita Quraisy, sangat penyayang terhadap anak-anaknya.”

*Diriwayatkan oleh Abu Hurairah rhadiyallahu ‘anhu.

Sudahlah ya…. Pujaan hati sudah menjadi milik orang lain. Mau bagaimana lagi?

Namun ternyata….

Rasullulah tidak hanya ditolak sekali oleh Ummu Hani’, tapi 2 KALI. 😲

Kalau terjadi di zaman sekarang, berita ini pasti muncul di acara gosip dan Lambe Turah + viral di Twitter.

Singkat cerita Rasulullah pun mendapat pengganti yang jauh lebih mulia, yakni Khadijah radhiyallahu ‘anha.

Beliau ada pada masa Rasulullah diangkat menjadi Rasul alias menerima wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril.

Siti Khadijah adalah jodoh yang ditakdirkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, setelah ditakdirkan tidak berjodoh dengan Ummu Hani’.

Tapi… apakah kisah cinta ini berakhir? Ternyata belum!

Kalau kata orang:
Cinta pertama itu selalu tersimpan rapi di sudut hati. 😉
Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Al-Ishobah.

Setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasulullah SAW, dan terjadi peristiwa Fathu Mekkah, banyak orang yang berbondong-bondong masuk Islam. Suami Ummu Hani’ tidak mau ikut masuk Islam.

Ketika Rasulullah diangkat menjadi Rasul banyak kalangan suku Quraisy yang membantah/menentangnya, dan melakukan pemboikotan kepada Rasulullah.

Akhirnya Rasulullah diwahyukan untuk berhijrah dari Mekkah ke Madinah.
Di Madinah berbondong-bondong manusia masuk Islam, maka berkembanglah Islam di Madinah.

Singkat cerita, ketika Allah mewahyukan untuk kembali ke kota Mekkah, maka manusia berbondong-bondong pula masuk Islam, termasuk Ummu Hani` radhi Allohu ‘anha dan suaminya tidak.
Hubairah enggan masuk Islam dan melarikan diri ke Najran.

Berpisah karena beda keyakinan. Duh…. Beginilah cinta, deritanya tiada akhir. 😂

Di sinilah dimulai babak CLBK*, ternyata masih ada cinta untuk pujaan hati yang belum sempat dimiliki.

*Cinta Lama Bersemi Kembali.

Pada hari pembukaan negeri Makkah, ada 2 kerabat suami Ummu Hani` dari Bani Makhzum, Al-Harits bin Hisyam dan Zuhair bin Abi Umayyah bin Al-Mughirah, datang kepada Ummu Hani` untuk meminta perlindungan.

Waktu itu datang pula ‘Ali bin Abi Thalib radhiallohu ‘anhu menemui Ummu Hani` sambil mengatakan, “Demi Allah, aku akan membunuh dua orang tadi!” Ummu Hani` pun menutup pintu rumahnya dan bergegas menemui Rasulullah.

Ia menceritakan, “Aku pergi menemui Rasulullah pada tahun penaklukkan Kota Mekah. Saat itu beliau sedang mandi. Dan putrinya Fatimah menutupinya (dengan tabir).

Kuucapkan salam. Beliau (di balik tabir) bertanya, ‘Siapa itu?’ ‘Aku, Ummu Hani’ binti Abi Thalib’, jawabku. ‘Marhaban Ummu Hani’, sambut beliau.

Usai mandi beliau menunaikan shalat 8 rakaat dengan berbalut satu pakaian.

Setelah shalat, aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, saudaraku –Ali bin Abi Thalib-, ingin membunuh seseorang yang aku lindungi, Fulan bin Hubayra’.

Rasulullah bersabda, ‘Sungguh kami melindungi orang yang engkau lindungi wahai Ummu Hani’’.

‘Jika demikian jelas masalahnya’, jawab Ummu Hani’. (HR. al-Bukhari juz: 5. Hal: 2280).
Ketika Ummul Mukminin Khadijah wafat, Rasulullah merasa begitu sedih. Dalam keadaan itu, beliau sering menemukan penghiburan di rumah Ummu Hani’. Keluarganya mendukung dan menghiburnya saat beliau sedang berkabut duka.

Yang satu berstatus duda dan yang satu berstatus janda.

Setelah Ummu Hani` berpisah dari suaminya karena keimanan dan Rasulullah pun sudah melewati masa duka setelah ditinggal Khadijah tercinta.

Maka Rasulullah kembali untuk meminang Ummu Hani’.

Tuh kan…. Cinta pertama masih mampu mendebarkan hati Rasulullah.

Kalau dijadikan reality show, bakalan ramai yang teriak:

“Terima… terima…” sambil mengangkat spanduk “will you marry me?”

Seorang Rasul Allah yang terjaga kesuciannya melamar pujaan hatinya. Ini untuk kedua kalinya.

Buat lelaki, jangan putus asa memperjuangkan cinta! #eh
Namun… lamaran Rasulullah kembali ditolak dengan halus. Kali ini langsung oleh si pujaan hati.

Ya Allah…. Sedihnya.😭

Baru kusadari
Cintaku bertepuk sebelah tangan
Kau buat remuk seluruh hatiku
– Dewa

Aku tak bisa luluhkan hatimu
Dan aku tak bisa menyentuh cintamu
– Padi

Lebih kurang Ummu Hani’ menolak dengan mengatakan:

“Sesungguhnya aku ini seorang ibu dari anak-anak yang membutuhkan perhatian yang menyita banyak waktu. Sementara aku mengetahui betapa besar hak suami. Aku khawatir tidak akan mampu untuk menunaikan hak-hak suami.”

Intinya adalah Ummu Hani’ tidak ingin kehadirannya dalam hidup Rasullulah menjadi penghambat dakwah Rasulullah waktu itu.

Ummu Hani’ tidak ingin dia dan anak-anaknya menggangu penyebaran agama Islam yang dilakukan Rasulullah.

 

Cinta tak akan bisa bersatu jika perbedaan masih dipermasalahkan. Karena cinta membutuhkan persamaan untuk menentukan arah dan tujuan.

Setelah ditolak, Rasulullah pun mengatakan “Sebaik-baik wanita penunggang unta adalah wanita Quraisy, sangat penyayang terhadap anak-anaknya.”

Betapa lembut balasan beliau dan betapa baiknya contoh yang beliau tinggalkan untuk umatnya.

Setelah ditolak bukan bikin thread aib.

“Guys…. Gue mau cerita tentang perempuan yang sok cantik blablablabla…..”

Tidak ada kemarahan dan kebencian pada diri Rasulullah yang dua kali gagal menaklukkan hati wanita pujaannya.
Sebagai informasi…

Ummu Hani’ adalah salah satu wanita penting dalam sejarah Islam.

Kita bahas sedikit ya.

Peristiwa Isra’ dan Mi’raj terjadi pada 621 M, dua tahun setelah wafatnya sang istri Siti Khadijah dan paman Rasulullah, Abu Thalib.
Rumah Ummu Hani’ menjadi saksi bisu sebuah kemukjizatan pernah terjadi.

Kediamannya yang penuh berkah menjadi saksi peristiwa Isra Mi’raj.

Nah…. Makanya cinta pertama itu jangan dibenci. Siapa tahu di rumahnya, nanti kamu bisa makan enak dan gratis. #eh Ini bercanda. 😁

Nabi Muhammad datang ke rumah Ummu Hani’, melakukan shalat malam lalu tidur di sana. Malam itu, rumah Ummu Hani’ dikunjungi malaikat paling mulia, Jibril, untuk menjemput Nabi Muhammad.

Dari sanalah peristiwa Isra Mi’raj bermula.

Perjalanan satu malam menuju Jerusalem dan Sidratul Muntaha dimulai. Saat fajar tiba, Nabi pun kembali ke tempat yang sama. Kemudian Nabi Muhammad mengabarkan Ummu Hani’ tetang perjalanannya. Ia pun mengimani sabdanya.

Dari kisah ini semoga kita (saya dan pembaca) dapat belajar bagaimana cara mencintai, mengelola rasa cinta, dan ikhlas menerima kenyataan.

Untuk para pejuang cinta, perjuangkan apa yang perlu diperjuangkan dan ikhlaslah menerima kenyataan karena tidak semua doa dapat terwujud.😊
Tidak ada sumber yang dapat dijadikan rujukan tentang kapan wafatnya Ummu Hani’. Kabar yang disepakati tentang usianya adalah Ummu Hani’ hidup hingga lebih dari 50 H.

Oh iya… Saat Nabi melamar Ummu Hani’ yang kedua kalinya, Ummu Hani sudah tidak muda lagi.

= === ===

Beberapa rujukan:
Al-Bidayah wan Nihayah, Al-Imam Ibnu Katsir (4/292-293)
Al-Ishabah, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-’Asqalani (7/317)
Al-Isti’ab, Al-Imam Ibnu Abdil Barr (4/1963-1964)
Ath-Thabaqatul Kubra, Al-Imam Ibnu Sa’d (8/47)

Ref : Kultwit

Bu Guru ‘N’

Cantik, anggun,sopan,ramah dan pintar itulah kesan yang kukenal darinya.

Seseorang yang mengalami nasib hampir sama denganku, berubah drastis dari kelakuan yang ekstrim namun akhirnya bisa menikmati. Hidayah memang tak ada orang yang tahu.

Sempat modus, sempat Pede, ternyata dia memang ramah pada semua orang.. geer. sih  ^ ^

Dialah yang mengenalkanku kepada dunia cinta,dimana setiap orang berbakti kepada orang tuanya, menyayangi keluarga dan tetangganya, menghormati tamunya, kuat cita-citanya, teguh pendiriannya, tinggi semangat belajarnya, santun bicaranya, lembut akhlaknya, khusnuzan pikirannya, ikhlas pengabdiannya dan luas kasih-sayangnya.

Entah dengan apa aku membalas itu semua, ingin kupersunting pun  ternyata sudah ada yang punya 😦

Sudahlah, menjadi rekannya saja aku sudah beruntung. Jika ingat dosa-dosa masa lalu ku, tak pantas rasanya aku mendapat wanita muslimah sebaik itu.

Hanya saja aku teringat rekan sesama guru dulu ku asal Bima, NTB

” Pak Agus, sejelek apa pun diri kita, carilah wanita baik-baik da solehah untuk dijadikan istri, mudah-mudahan hidup kita  berubah. ”

— siap !! —

#Memory2007

 

 

img_20190127_132133_344-crop

 

 

 

Termenung melamunkan pundi-pundi uang yang lenyap satu persatu, hingga tak terasa kerugian itu telah memakan biaya berjuta-juta. Dari mulai yang dipercayakan pada saudara, hingga pada mereka yang sekedar kenal di sosial media.

Hingga kubaca sebuah tulisan di wikipedia tentang peristiwa ‘Sabra-Shatila’;

” Hari berikutnya, 15 September, tentara Israel menduduki kembali Beirut Barat, membunuh 88 orang dan melukai 254 orang. Tindakan Israel ini melanggar perjanjiannya dengan AS untuk tidak menduduki Beirut Barat. ([3]) AS pun telah memberikan jaminan tertulis bahwa AS akan menjamin perlindungan warga Muslim di Beirut Barat. Pendudukan Israel juga melanggar perjanjian perdamaiannya dengan tentara-tentara Muslim di Beirut dan dengan Suriah.

Menachem Begin membenarkan pendudukan Israel sebagai “hal yang perlu untuk mencegah langkah-langkah balasan oleh orang-orang Kristen terhadap orang Palestina” dan untuk “menjaga keamanan dan kestabilan setelah pembunuhan Gemayel.” Namun, beberapa hari kemudian, Sharon mengatakan kepada Knesset, parlemen Israel: “Masuknya kita ke Beirut Barat dimaksudkan untuk memerangi infrastruktur yang ditinggalkan oleh para teroris.”

Tentara Israel kemudian melucuti senjata para milisi yang tidak pro Israel maupun warga sipil di Beirut Barat, semampu mereka, sementara membiarkan para milisi Falangis Kristen di Beirut Timur tetap bersenjata lengkap.

Ariel Sharon kemudian mengundang satuan-satuan milisi Falangis Lebanon untuk memasuki kamp-kamp pengungsi Sabra dan Shatila untuk membersihkannya dari para teroris. Di bawah rencana Israel, tentara-tentara Israel akan mengontrol daerah sekeliling kamp-kamp pengungsian itu dan memberikan dukungan logistik sementara milisi Falangis memasuki kamp-kamp itu, mencari para pejuang PLO dan menyerahkannya kepada pasukan-pasukan Israel.

Namun pada akhirnya tidak seorangpun yang diserahkan kepada pasukan-pasukan Israel. Tak ada pertempuran ataupun senjata yang ditemukan di kamp-kamp itu. Dokumen-dokumen yang diajukan kepada tuntutan atas kejahatan-kejahatan perang di Belgia terhadap Ariel Sharon konon memperlihatkan bahwa kalim mengenai kehadiran para pejuang PLO di kamp-kamp itu hanyalah sebuah cerita rekaan yang disiapkan oleh Israel.

==========================================================

Ya, itu adalah cerita pengantar peristiwa pembantaian Sabra & Satila, yang memakan korban ribuan warga Palestina. Tak ada reaksi dunia–dalam hal ini PBB–selain kecaman basa-basi. Hingga salah seorang penduduk yang selamat berkata ” Kalau saja kami tak menyerahkan senjata-senjata itu kepada pasukan perdamaian, kalau saja kami tak tertipu gencatan senjata, mungkin kami tak kan dibantai sebanyak ini. Hari itu bergantung pada diri sendiri adalah lebih baik dari pada bergantung pada orang lain yang kau anggap kuat sekalipun !!”


 

Mungkin nasib miris saya hanya sekian persen dari kisah mereka, namun  bukankah uang jutaan rupiah yang raib itu bila dapat saya gunakan dengan baik, dan hasilnya untuk nafkah keluarga atau biaya sekolah kerabat saya yang tak mampu, bukankah itu adalah penyelamatan kehidupan.

” Wa man ahyaahaa fa kaannamaa ahyannaasa jamii’a.. ( Q.S. 02 : 195)

 

Fasobrun jamiil, wa alallohi fal yatawakkalil mu’minuun.

 

 

Serial kolosal ini telah disadur ulang dalam beberapa versi cerita TV, tak sedikit pula blog yang memuat tentang sinopsis ceritanya. Ini membuktikan seri ketiga dari trilogi rajawali ini merupakan karangan Jin Yong yang paling banyak diminati. Saya sendiri bukannya latah ikut memposting, namun begitu banyak pesan moral yang saya pelajari disini, terkhusus dari sini lah hobi saya akan sastra mulai tumbuh ( seri Yoko hanya sekedar menonton, tapi seri ini saya tulis di buku resumenya waktu kelas 6 SD, sayang hilang entah kemana.. T_T ).

PERLU DIGARIS BAWAHI, meski kemudian disadur ulang beberapa kali namun versi 1986 ini lah yang terbaik dalam segala hal. Penokohan, dialog, aksi, dan busana yang elegan di setiap episode nya. yang paling utama versi 1986 ini masuk kategori ‘ramah keluarga’ karena tiada adegan romantisme vulgar yang ditampilkan disini, malah terbilang santun.. seolah mengajari bagaimana seorang laki-laki memperlakukan wanita dengan seharusnya.

19756778_1473121399417000_3929480922658383658_n

sebagaimana judul yang saya tulis, seri ini tak hanya mengajari saya tentang sastra tapi juga hal lain diantaranya psikologi karakter yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. simplenya saya sebut saja contoh karakter-karakter wanita:

Anggun, cantik (Tio Beng, Nona Yo/Gaun Kuning)

cerdas, lihai,licik (In So So, Tio Beng)

setian, pengertian  (Tio Beng, Siao Ciao)

pura-pura, penipu (Jhianzeng)

Ingatan, penantian ( Cie Jak, In Lee)

cemburu buta, sadis (Cie Jak)

lembut, tulus ( Yo Put Hui)

Arogan,kejam ( Biat Coat)

ZMWJ 3

Memutuskan hubungan keluarga demi tinggal bersama   Bu kie

pengorbanan, totalitas (In so so & Tio Beng).

dll.

 

 

 

 

 

Oke, mari kita tambah dengan menyebutkan beberapa tokoh utamanya  :

— Thio Bu Kie

mulanya kita mengira orangnya plin-plan karena sulit menjatuhkan pilihan. Namun ini justru sesuai dengan pembawaannya yang yatim-piatu sejak lahir,dimana mereka lebih ingin memuaskan dahaga kasih-sayangnya dibandingkan membahas cinta.  Sayang sikap tak tega dan lembut dari Bu kie inilah yang sering disalahpahami oleh wanita-wanita yang mengelilinginya.

secara benang merah, karakter Bu kie adalah muka sastrawan/kutu buku, wataknya halus dan welas asih, bukan tipe gagah nan ganteng macam Yo Siaw, cenderung cakep culun gk suka ribut, muka lugu yang terkesan tanpa ekspresi dan tidak berpretensi, peragu tapi pemikir–tanpa kehilangan aura seorang pendekar. Semua ini dilatarbelakangi perjalanan hidupnya; Tumbuh sebagai anak yang kurang gaul karena tinggal di pulau, begitu berinteraksi dengan orang-orang langsung kehilangan orang tuanya, terlunta-lunta sendirian, tiba-tiba dibebani amanat besar sebagai ketua partai. Wajar kalau ia terlihat ‘datar’ soal cinta, walau mudah iba pada wanita cantik. Selalu melihat kebaikannya saja tanpa terlalu memikirkan kelicikan mereka.

The four girls

4 Gadis Bu Kie

Bu kie juga digambarkan memiliki bakat alamiah yang kadang dimiliki seorang yatim, diantaranya Fotografik Memori; kemampuan mengingat sesuatu secara detail meski hanya melihatnya sekilas atau telah lama sekali berselang. Seperti yang ia peragakan saat mempelajari Tai Chi dari Thio sam hong, dan meniru jurus cakar shaolin sewaktu pertarungan di bukit terang.

—  Tio Beng (Minmin Temur)
Wanita satu ini dilukiskan sebagai sangat mempesona sekaligus kejam menakutkan. Ia diberi tugas ayahnya menumpas pemberontak dan membawahi banyak pesilat-pesilat tangguh karena kepiawaiannya berstrategi dan berdiplomasi. Dalam novel, disebutkan “dibalik kecantikannya, terdapat hawa keangkeran dan kegagahan yang membuat orang hormat kepadanya”. Sifatnya dominan dan autoritatif namun juga penuh pengorbanan terhadap orang yang dicintainya yaitu Thio Bu Kie.

Tujuan sebenar Tio Beng  mendekati Bu Kie adalah berharap ia mau mengabdi kepada pemerintah mongol dan sekaligus menjadi suaminya, sehingga bisa menghindari perjodohannya dengan seorang pangeran. Namun akhirnya ia memilih untuk mengikuti Bu kie meski menolak untuk berperang dengan ayahnya.

Sebagai pemeran Tio Beng, Kitty Lai Me han adalah talenta paling tinggi di film ini. Di usianya yang ke-20, ia mampu menyaingi rekan”nya yang lebih tua. Meski wajahnya cantik semanis gula, tapi lihai pula menyamar sebagai pria tampan. Apalagi waktu datang ke Butong pertama kali, aduh laganya ‘BANGSAWAN abis !!.. hahaa..

ZM 4

Sang Bangsawan

— Ciu Ci Jiak.

Orantuanya dibunuh perampok, lalu ia diselamatkan Thio Sam Hong. Karena Butong tidak menerima murid wanita, ia pun diserahkan pada Gobi/ Biat Coat untuk diasuh. Ia sempat merawat Bu Ki yang saat itu telah terkena racun tapak dingin.Ciu Ci Jiak segera jatuh cinta pada Thio Bu Kie, tetapi kemudian berbalik melawan Boe Ki setelah dia diminta bersumpah di hadapan gurunya, Biat Coat Suthay, yang membenci dan tidak mempercayai siapa pun dari aliran Bengkaw yang dianggap sesat.

—Siao Ciao

Sia Ciao adalah anak dari nenek bunga emas/ naga ungu. Ia disuruh ibunya untuk mencuri kitab pusaka aliran Bengkaw/ Ming dengan menyamar menjadi seorang pelayan. ketika gerak-geriknya terbaca, Yo Siaw merantai kakinya dengan borgol keras yang konon terbuat dari ekstrak meteorit. Hanya ditengok ibunya 1-2 kali setahun, bahkan pernah tak diakui anak membuat ia begitu luluh melihat kebaikan dan sikap lembut Bu Ki padanya. Ia malah membantu Bu Kie membacakan kitab pusaka (ilmu pergeseran langit dan bumi) ketika ditemukan di makam leluhur- padahal tugas penyamarannya sendiri adalah membawa kitab tersebut ke Persia. Ia pun enggan meneruti perintah untuk meracuni Bu Kie saat di pulau ular.

Siao Ciao kembali ke Persia setelah terungkap kenyataan bahwa dia telah ditakdirkan untuk menjadi ketua aliran Bengkauw Pusat. Meski mulanya enggan, ia akhirnya menyanggupi demi menyelamatkan ibunya dari hukuman mati, pula agar kapal Bu Kie tak jadi ditembak meriam. Yang menarik, di moment perpisahan Sia Ciao masih saja memposisikan dirinya sebagai pelayan saat memakaikan selendang pada lengan Bu Kie..persis dengan gaya biasanya ( padahal ia lebih tinggi kedudukannya karena Bengkaw disini adalah anak cabang persia).   Sad Ending banget… T_T

Bila diibaratkan, ke-empat gadis tersebut akan tampak 4 karakter kecantikan sebagai berikut;

1. Ciu Ci Jiak, kecantikannya laksana bunga Krisan; anggun dan lembut, memikat setiap orang.

2. Shiauw Ciauw ,Cantiknya seperti bunga Calla Lily; sederhana dan setia .

3. Tio Beng, cantiknya seperti mawar yang berduri (apalagi dia selalu pakai hiasan mawar di pakaiannya); berduri karena selalu bisa melindungi dirinya dan menentukan keputusannya, pribadi yang manja tapi tegas.

4. In Lee, cantiknya seperti bunga kaktus; kuat dalam kekeringan dan kesepian. Selalu tabah, menghadapi persoalan orang tuanya yang pelik. Melihat bunga yang mekar diantara duri itu sangat mengharukan. Punya pesona yang berbeda dibanding bunga-bunga lainnya.

Dari keempat wanita yang sama-sama mencintai Thio Bu Kie ini, hanya Siauw Ciauw-lah satu-satunya yang tidak pernah menyakiti hati Thio Bu Ki atau membuatnya marah/kesal.

Saat Yo Put Hui bertanya pada Thio Bu Kie; “mana yang lebih penting bagimu, Tio Beng atau Ciu Ci Jiak?”, Thio Bu Kie menjawab pelan; “pada Ci Jiak aku merasa hormat dan takut, tapi pada Thio Beng aku merasa benci dan cinta”.
Berbahagialahbagi mereka yang dibenci juga dicinta, karena perpaduan keduanya akan membuat seseorang selalu diinginkan kehadirannya.

Baca lebih lanjut

Murid: Pak, saya punya dua pertanyaan, yang pertama adalah, kenapa sih Tuhan menguji Ibrahim dengan menyuruhnya mengorbankan anaknya? kenapa bukan istrinya, atau mengujinya dengan tugas yang lain saja? Kedua, kenapa kita disuruh mengorbankan binatang ternak? bukankah hal ini mirip dengan pengorbanan suku bar-bar jaman dulu?

Guru: Nak, kalau pertanyaan “kenapa Allah …” itu sebenarnya hanya Allah lah yang lebih tahu jawabannya. Namun bapak bisa berkhusnudzon kepada-NYA untuk menjawab pertanyaan kamu.
Pertanyaan kamu yang pertama, mungkin maksud Allah adalah ingin menaikkan derajat Ibrahim ketingkat IHSAN. Orang orang muhsinin itu adalah orang orang yang melakukan Kebajikan tingkat tinggi. Tidak semua orang dapat melakukannya. Salah satu Contoh Kebajikan tingkat tinggi ini adalah menafkahkan/memberikan sesuatu yang kita sukai/cintai dengan bersandarkan kepada ridho Allah.

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya“. (QS 3:92)

Nah, yang paling dicintai Ibrahim saat itu adalah anak laki lakinya Ismail. Ingat bahwa Ibrahim jauh jauh hari sudah sangat ingin punya anak, sampai-sampai Istrinya Sarah, yang melihat keinginan suaminya, merelakan suaminya untuk menikahi Hajar agar memiliki anak. Nah ketika Ismail lahir, maka Ismail inilah yang sangat di cintai oleh Ibrahim. Karena itulah mungkin Allah menguji Ibrahim dengan menyuruh mengorbankan Ismail yang sangat dicintainya. Mungkin juga sebagai pengingat kepada Ibrahim bahwa semua yang dimiliki manusia hanyalah titipan dari Allah, termasuk anak. Dan Ibrahim memang orang yang muhsinin, karena dia mengorbankan apa yang paling dicintainya dengan berharap ridho Allah.
Sedangkan pertanyaanmu yang kedua, jawabnya adalah TIDAK SAMA antara kurban kita dengan kurban-kurban yang kamu sebutkan tadi. Kurban mereka memang diperuntukkan untuk dewa-dewa mereka. Jadi kalau mereka mengurbankan hewan, maka artinya hewan itulah yang diperuntukkan bagi dewa mereka; ditinggalkan di tempat pemujaannya. Sedangkan kita, berkurban itu bukan hewan ternaknya yang kita peruntukkan untuk Allah, tetapi ketaqwaan kita dalam berkurbanlah yang kita sampaikan pada-NYA. Makanya daging kurban itu kita bagi-bagi kepada yang berhak menerimanya, karena bukan daging-daging itu yang kita persembahkan untuk-NYA.
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik“. (QS 22:37)

Source : https://www.facebook.com/murtadha.kurniawan_11/2011

14237519_1173702012692275_3321461201631664093_n

NB: Iedul Qurban  1437H; Kp.Sukamukti Ds.Situsaeur Kec.Karangpawitan-Kab.GArut

Pepatah dari penduduk sungai amazon yang sejalan dengan sebuah ayat dalam Al-Qur’an :
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, setelah (diciptakan) dengan baik. Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.”

(QS al-A’raf: 56)

= = = = = =

S.SAHALA

Oleh :

S.SAHALA TUA SARAGIH

Dosen Prodi Jurnalistik, Fikom Unpad
= = = = = =

BANYAK orang muda Sunda
mengaku USA (urang Sunda `
asli). Ayah-bunda mereka
niscaya USA Mereka lahir dan
besar di Jawa Barat.” Akan tetapi
mereka tak bisa berbahasa
Sunda. ‘

“Ya, saya mengerti tapi tidak
bisa mengucapkannya/ `ujar
seorang mahasiswa geulis
tersenyum bangga.

”Mengucapkannya mah
Pake mulut atuh. Apa susahnya,”
tanggap saya heureuy tersenyum.

Baheula mah para’ tokoh
pejuang kemerdekaan Indone
sia yang menikmati pendidikan
tinggi di luar negeri, terutama
Eropa Barat, menguasai
beberapa bahasa  asing (interna-
sional). Ketika kembali ke ‘
Tanah Air mereka tetap ‘
menguasai bahasa ibu (bahasa
daerah) masing-masing. Bahkan
banyak di antara mereka yang
sangat fasih berkomunikasi i
dalam beberapa bahasa daerah;
Tentu saja mereka bukanlah
Sarjana-sarjana bahasa atau
Sosiologi-antropologi.

Pada tahun 19704an hingga
1980-an penulis mengamati `
bahasa mahasiswa di berbagai ,
kampus di Bandung. Umumnya
mereka fasih berbicara dalam
bahasa ibu (daerah) masing-
masing. Akan tetapi
keadaannya sudah berbalik
hampir 180 derajat.

Di ruang kuliah saya sering
bertanya kepada para mahasis-
wa, siapa yang mampu berbaha-
sa daerah? Dari 30 – 40 mahasiswa
di satu kelas, yang mampu
berbahasa daerah dalam
komunikasi lisan dan tulisan
rata-rata lima orang saja. Ironis-
nya, tak sedikit orang Sunda,
misalnya, yang lahir dan besar
di Bandung dan sekitarnya,
ternyata  mampu berbahasa
Sunda. Mereka mengungkap-
kan bahasa keluarga mereka di rumah
bahasa Indonesia. Padaha,ayah bunda mereka
sehari-hari berbahasa sunda di rumah.Hal yang sama
juga di alami banyak mahasiswa yang mengaku
orang jawa,Batak( yang lahir dan besar di sumatera utara),
Minangkabau,dan beberapa suku bangsa lainnya.
Hanya sedikit kosa kata bahasa ibu orangtua mereka yang dipahami
Hasil penelitian
budayawan Sunda, Tatang sumarsono
yang berjudul, Sikep masyarakat sunda
kana Basa Sunda ‘
(2002) mengungkapkan, hanya
sekitar 35,4 persen keluarga
Sunda yang menggunakan
bahasa Sunda sebagai bahasa
utama dalam komunikasi sosial
sehari-hari, 47 persen berbahasa
campuran Sunda-Indonesia, 64
persen berbahasa Indonesia
saja, sebanyak 1,6 persen .
berbahasa campuran Sunda-
]awa-Indonesia dan 8,8 persen
berbahasa campuran Sunda
Indonesia-Inggris.

Ini dikuatkan pula dengan
agak sulitnya ditemukan
keluarga Sunda di Jabar,
khususnya di Kota Bandung,
yang setiap harinya berbicara –
dalam bahasa Sunda di lingkungannya
. Ia mengakui, sekarang bahasa sunda
sudah tidak begitu laku di Jabar.
Bahkan di kalangan etnik Sunda
sendiri atensi-potensi bahasa,
sastra dan aksara Sunda kini bisa
dikatakan tidak terpelihara dan di kembangkan
lagi. Bila keadaan yang demikian dibiarkan terus,
tidak mustahil bahasa, sastra,
dan aksara Sunda musnah alias
mati tanpa bekas seperti yang
dialami oleh banyak bahasa, di
dunia.
Gejala yang lebih menarik,
bahkan ekstrem, sejak beberapa
tahun yang lalu di Jakarta dan sekitarnya
banyak orang tua muda yang
mengangap dirinya modern,
menyapa anak mereka –
sejak bayi dalam bahasa Inggris. ~
Padahal, dilihat .dari status sosial-
ekonomi, sesungguhnya .
mereka berasal dari keluarga
kelas bawah/ tengah yang
tinggal di pinggiran kota, di
gang-gang sempit. Akan tetapi
setelah mereka lulus dari
perguruan tinggi negeri

ternama, lalu bekerja di perusa-
haan-perusahaan multinasional,
dalam tempo relatif singkat _
kelas sosial-ekonomi mereka
melompat cukup tinggi.
Lalu mereka mengidentifikasi diri
sendiri sebagai manusia terpela-
jar dan modern, sehingga anak

, kandung harus disapa dalam
bahasa Inggris sejak bayi,
bahkan sejak dalam kandungan.
Mereka menyekolahkan
Anak – anak mereka sejak
Kelompok Bermain atau Taman
Kanak-kanak yang mengguna-
kan bahasa Inggris sebagai
bahasa pengantar. Mereka `
sangat bangga mampu menye-
kolahkan anak-anak mereka ke
sekolah-sekolah berlabel
international. Sejak bayi anak-
anak mereka diberi mainan dan
tontonan yang semuanya `

‘ bérbahasa Inggris. Semua
` perangkat rumah tangga juga’
disebut dalam bahasa Inggris. ~
Dengan kesadaran dan kebang
an yang sepenuh penuhnya,bahasa inggris
mereka jadiakan sebagai
bahasa ibu anak-anak
kandung mereka. Dengan
harapan  kelak anak-anak
mereka bisa kuliah di universi-
tas-universitas internasional
ternama di luar negeri
Fenomena yang lebih ekstrim
lagi, anak-anak mereka diajar
menyapa kakek nenek kan-
dun , paman, bibi, dan sanak
– saudara dalam bahasa Inggris
pula. Sejak bayi anak mereka
diajar menyapa nenek grandma
(grand mother), kakek disapa
grandpa (grand father), paman
paman di sapa ( uncle ) bibi disapa anti ( aunty)
dan setereusnya.
Para orang tua muda yang tergolong`
snobistis atau angk uh itu
benar-benar mengajar dan mendidik
anak-anak mereka seolah-olah
tak berpijak di bumi Indonesia.
,Mereka menjadi manusia
ahistoris dan  antitradisi serta
kebudayaan asli daerah orang

‘ tua kandung mereka. Padahal,
para kakek-nenek. yang
dianggap tradisional itu sangat
rindu disapa oleh cucu-cucu
mereka dalam bahaSa daerah
masing-masing, misalnya, aki-
nini (Sunda) atau eyang atau
mbah (Jawa) atau ompuñg (baca:
oppung) (Batak Toba dan Batak
Simalungun).

‘Yah, apa boleh buat, yang
berkuasa dalam rumah tangga
abad 21 tersebut adalah ayah
ibu yang menganggap diri
sebagai manusia
terpelajar dan modern. gara-
gara sapaan dalam bahasa
Inggris kepada kakek -nenek
kandung, kerap sekali hubung
an` keluarga antara Orangtua
`(kakek-nenek) dengan anak ‘
dan menantu menjadi retak
atau renggang. Para ‘kakek-
nenek itu marah besar
kepada anak dan menan-
tu masing-masing karena
sikap sok “modern” dan
angkuh mereka. Sayang nian
mereka tak mengetahui sejarah
para tokoh besar pejuang
merdekaan republik ini,
Mereka tak mau berguru-
kepada nenek moyang yang
prestasi dan kualitasnya jauh di
atas mereka sendiri.
Dapatlah kita bayangkan dan
. perkirakan bila jumlah orangtua
‘ ”modern” dan snobistis seperti
ini terus meningkat di negeri ini.
Jangankan berbahasa daerah,
berbahasa’Indonesia pun cucu-
cucu, generasi muda Indonesia
abad 21 itu, pasti terbata-bata.
Mereka bagaikan orang asing di
negeri sendiri. Entah di bumi
mana mereka berpijak, Bahasa
.ibu anak-cucu kita adalah bahasa
, Inggris. Mereka sangat bangga
tak mampu berbahasa daerah
sama sekali dan terbata-bata
berbahasa Indonesia.
Oleh karena itu dapatlah
dipastikan, semakin lama
semakin sedikit pengguna
bahasa-bahasa daerah di Tanah
Air. Niscaya pula semakin lama
semakin banyak bahasa daerah
yang MPP (mati pelan-pelan)
alias Dahulu kita , .
memiliki 743 bahasa daerah
namun kini sebagian besar (60 persen) sudah punah x
‘Apakah anak-cucu kita itu
peduli terhadap tragedi budaya
ini? Tentu saja tidak. Lalu siapa
yang masih peduli terhadap bahasa-bahasa
daerah, di tanah air pemerintah pusat dan daerah.serta media masa
seharusnya menjadi pihak yang

‘ paling peduli dan bertangung
jawab dalam pelestarian harta
asli bangsa kita ini.Haruslah disadari,
kepunahan bahasa bahasa daerah
niscaya diikuti kepunahan
budaya pula,dan
pada akhirnya kepunahan masyarakat.
Bahasa daerah
adalah refleksi dan jati diri yang ‘

paling kokoh dari sebuah
budaya. Oleh karennya, upaya `
serius dalam menyelamatkan
bahasa-bahasa daerah perlu
segera dilakukañl sehingga
Indonesia tetap menjadi negara
bhineka tunggal ika, Media
massa nasional dan lokal – kalau
mau dan peduli – bisa berperan
besar dalam penyelamatan .
bahasa-bahasa ibu (daerah) di
tanah Air.

= == =

Referensi :

Harian Umum Pikiran Rakyat, 22/02/2016

Ilusi Sosial Media

Paling kesel klo jauh-jauh maen ke sodara/ kerabat, anak-anaknya cium tangan sebentar, terus pada sibuk sendiri .. :{

gadget-anak

(Ilustration)

 

link to video : illution of socmed

 

 

Renungan Akhir Tahunku

Mengevaluasi kinerja pribadi itu mudah, banyak contohnya
Mengevaluasi kinerja perusahaan juga mudah, banyak contohnya
Mempelajari gaya hidup orang lain juga mudah, banyak contohnya
Mempelajari kemajuaan usaha orang lain  juga mudah, banyak contohnya
bahkan meniru kemajuan bangsa lain juga mudah, banyak contohnya.

Andai umurku begitu panjang,niscaya kupelajari pula cara membuat kapal tuk kita pergi ke bulan
Sayangnya umur itu terlalu pendek untuk mempelajari segala hal, dan dunia juga bukan tempat yang abadi tuk mewujudkan semua mimpi..

Maka yang susah itu mengevaluasi KEMATIAN; sesuatu yang tak ada contoh selain permulaanya, setelah itu kita tak tahu cerita apa setelahnya. Adakah bahagia di alam penantian sana, ataukah menderita karena disiksa setiap harinya.
Sungguh tak bisa kita lihat, sungguh tak bisa dipelajari, sungguh tak bisa dievaluasi.

Yang bisa kita lakukan hanyalah percaya bahwa kita semua kan mengalami,
dan percaya akan semua janji Sang Pemilik Mati..
bahwa Dia akan membalas segala perbuatan kita selama di dunia ini tanpa ada yang terlewat dan tersisa
Siapa banyak berbuat baik akan berakhir bahagia, dan siapa banyak berbuat jahat akan berakhir celaka.

Semua kembali kepada kita.

===================

Bila Tiba

by :  Ungu

Saat tiba nafas tiba diujung hela

Mata tinggi tak sanggup bicara

Mulut terkunci tanpa suara

Bila tiba saat berganti dunia

Alam yang sangat jauh berbeda

Siapkah kita menjawab semua pertanyaan

Bila nafas akhir berhenti sudah

Jantung hati pun tak berdaya

Hanya menangis tanpa suara

Mati, tak bisa untuk kau hindari

Tak mungkin bisa engkau lari

Ajalmu pasti menghampiri

Mati, tinggal menunggu saat nanti

Kemana kita bisa lari

Kita pasti kan mengalami mati

Mati, tak bisa untuk kau hindari

Tak mungkin bisa engkau lari

Ajalmu pasti menghampiri

Mati, tinggal menunggu saat nanti

Kemana kita bisa lari

Kita pasti kan mengalami mati

_________________________
Ungu – Bila Tiba ( Ost. Sang Kiai )

 

*